Foto kurang tajam

Salah satu elemen terpenting dalam fotografi adalah bagaimana mendapatkan foto atau gambar yang tajam dan jelas. Masalah yang paling sering dihadapi oleh fotografer pemula adalah perihal fokus, mungkin karena masih baru dan belum menguasai fotografi digital menggunakan DSLR sepenuhnya. Diantara para shooter pasti pernah merasa kesal ketika memotret sudah membayangkan mendapatkan foto yang tajam, tetapi ketika melihat kembali foto-foto tersebut di komputer dengan layar yang lebih lebar ternyata foto-foto tersebut kurang tajam atau tidak sefokus yang di harapkan. 

Ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk meningkatkan presentase mendapatkan foto yang tajam. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkannya:
 
1. Pilih fokus point secara manual

Kamera DSLR, mirrorless, tipe sensor 4/3 telah memiliki fitur pemilihan titik fokus secara manual. Coba lihat melalui viewfinder atau jendela bidik kamera, akan ditemui beberapa titik atau persegi kecil yang berkedip ketika bekerja, itu adalah zona atau titik fokus yang bisa di pilih. Pastikan titik fokus tidak secara otomatis dioperasikan oleh kamera, dengan begitu bisa memilih titik mana yang akan menjadi target fokus. Kenapa bukan kamera yang melakukannya secara otomatis? toh akan mempermudah kerja! Terkadang kamera memilih titik fokus yang tidak sesuai dengan keinginan. Kamera terkadang memilih subyek yang terdekat, dan ini akan mengacaukan semuanya ketika memiliki subyek yang terletak dibelakang sebuah benda di foreground. Tiap model atau merk kamera biasanya memiliki perbedaan dalam mengatur cara kerja fokus. Cobalah membaca kembali buku manual kamera.

2. Pilih mode fokus yang tepat

Kamera kebanyakan memiliki beberapa tipe mode fokus. Pada kamera Canon akan menemui mode Single (One Shot), AI (Artificial Inteligence), dan AI Servo. Pada kamera Nikon mode-mode fokus antara lain: AF-S, AF-C dan AF-A. Pilih salah satu yang paling pas untuk subyek yang di potret.

Single (AF-S) berarti bahwa kamera akan memfokuskan dan mengunci di satu obyek dan tidak akan melakukan fokus ulang sampai selesai menekan tombol shutter. AI Servo (AF-C) digunakan untuk continuous focus atau fokus berkelanjutan biasanya tepat digunakan untuk subyek yang bergerak. Pada mode ini ketika menekan tombol shutter setengah, kamera akan selalu memfokuskan pada subyek yang bergerak tersebut, kamera tidak akan mengunci fokus sampai menekan tombol shutter secara penuh. AI (AF-C) berarti kamera akan memilih secara otomatis diantara Dua mode yang telah disebutkan tadi.

3. Atur minimum Shutter Speed

Banyak sekali perdebatan tentang berapa batas minimal shutter speed agar tangan masih mampu untuk menghandle-nya. Beberapa fotografer menyarankan agar menggunakan tidak lebih lambat dari 1/60 detik, di beberapa artikel yang lalu kami selalu menyarankan agar menggunakan shutter speed minimal (1 / panjang focal length). Jika menggunakan focal length 200mm, maka batas minimal agar foto bebas blur adalah menggunakan shutter speed 1/200 detik, kecepatan shutter tersebut akan mengeliminasi blur yang diakibatkan baik dari camera shake. Semakin panjang focal length tentu akan semakin besar pula potensi terjadinya camera shake. perlu diingat bahwa jika memotret dengan kamera APS-C maka 200mm berarti seperti 350mm, jadi perlu shutter speed minimal 1/400 detik. Sedikit lega jika memiliki lensa yang dilengkapi dengan fitur image stabilization, bisa lebih leluasa mengatur shutter speed sebanyak 1 atau 2 stop, itupun masih tergantung dari tingkat kemampuan stabilitas tangan. Perhatikan juga bagaimana posisi tangan ketika memegang kamera saat memotret.

4. Gunakan Tripod dan Shutter Release / Trigger

Tripod berarti Tiga kaki dan tiga selalu lebih baik dari 2 bukan? Tripod bisa menjadi sahabat para fotografer untuk mendapatkan gambar yang tajam. Pasti sudah tahu apa itu tripod, dan bahkan setiap fotografer pasti memiliki setidaknya satu buah tripod untuk membantu aktifitas fotografi mereka. Menempatkan kamera pada tripod saat memotret, serta penggunaan yang tepat bisa sangat membantu dalam mendapatkan foto yang tajam. Carilah tripod yang memiliki meterial kokoh dan yang pasti mampu untuk menopang bobot dari kamera. Jangan sampai mengalami kejadian terburuk yang bisa terjadi dengan jatuhnya tripod beserta kamera hanya gara-gara tripod kurang kuat, jadi tidak ada salahnya berinvestasi ke tripod yang relatif mahal. Tripod yang terbuat dari karbon fiber bisa menjadi pilihan yang bagus, tentu harus menyediakan anggaran yang sedikit ekstra.

Trigger dan shutter release bisa menjadi tambahan yang bagus untuk dikombinasikan dengan tripod. Perangkat fotografi ini memungkinkan untuk memotret tanpa menyentuh kamera atau tombol shutter, tentu hal ini akan mengurangi potensi guncangan yang terjadi ketika menekan tombol shutter. Satu hal yang perlu diingat adalah matikan fitur Image Stabilization (IS) atau Vibration Reduction (Vr) jika tengah menggunakan tripod. Kenapa? karena IS/VR bekerja menggunakan motor kecil di dalam lensa dan bergetar untuk mengkompensasi getaran kamera. Sobat tentu tidak ingin adanya getaran walau sekecil apapun ketika menggunakan Tripod.

 Referensi :
http://www.infotografi.com/2013/04/foto-kurang-tajam-tidak-lagi-deh.html

0 comments :

Post a Comment